Senin, 14 Januari 2013

Love will lead you home


Feb, 7 2010.

Sepi. Tidak ada kata sedikitpun. Dari Ayah, dari Ibu. Aku hanya berjalan-jalan menghirupi aroma dinding-dinding basah sisa hujan semalam. Rumahku dingin sekali. Seperti rumah tua tak berpenghuni. Seperti rumah tua dan sudah lama mati. Mataharipun redup.

Suara langkah kakiku tak sedikitpun membuat gaduh rumahku. Bahkan nyanyianku bagaikan nyanyian seorang anak bisu. Yang pita suaranya terpotong sendu.

Asap rokok Ayahku pun tak muncul. Kursi-kursi ruang tamu diam-diam menyembunyikan tangisnya dariku.
Jendela-jendela tempat Ibu menatap langit, menutup dirinya tak menengokku. Mereka Tertidur lelap.

Feb, 10 2010.

KREK!

Hatiku patah. Sayapku hilang tak terarah. Ibu dan Ayah, berpisah. 

When I was younger I saw my daddy cry
and curse at the wind.
He broke his own heart and I watched
as he tried to reassemble it.

And my momma swore
that she would never let herself forget.
And that was the day that I promised
I'd never sing of love if it does not exist.
(Paramore - The Only Exception)

Berjalan menuju kematian. Tanpa cinta, tanpa pegangan tanpa penahan. Seperti ingin menghentikan detak-detak di dada sebelah kiri. Seperti ingin memotong nadi. Seperti ingin menimpun diri dengan semua keasingan diri. Hatiku tidak terisi.

Oct 2010

I was looking for a miracle. I was never stop to looking down. Here, there. And I  prayed to God. I believe God loves a person who always faith with her own fate.

Love brought my daddy and momma home.

Jan 2013
Rumahku tersenyum, kuning, biru, merah muda! Setiap saat nada-nada tersenandung lirih dari yang menyeruak di ruang tamu Ayah. Cangkir kopi Ayah, nafasnya, tawanya, jendela Ibu, gaunnya, senyumnya, kedipannya, belaian mereka, doa doa mereka adalah kekuatan. Tidak pernah tergantikan.



http://fineartamerica.com/featured/1-metamorphosis-raji-chacko.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar